Senin, 25 April 2011

Penalaran Akuntansi

DEFINISI

Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau asersi (assertion). Teori (pernyataan-pernyataan teoritis) merupakan sarana untuk menyatakan suatu kenyakinan sedangkan penalaran merupakan proses untuk mendukung keyakinan tersebut. 

Unsur  dan struktur penalaran 

Struktur dan proses penalaran dibangun atas dasar tiga konsep penting yaitu : asersi (assertion), keyakinan (belief), dan argumen (argument). 

1. Asersi adalah suatu pernyataan (biasanya positif) yang menegaskan bahwa sesuatu (misalnya teori) adalah benar.
2. Keyakinan adalah tingkat kebersediaan (willingness) untuk menerima bahwa suatu pernyataan atau teori (penjelasan) mengenai suatu fenomena atau gejala (alam atau sosial) adalah benar.
3. Argumen adalah serangkaian asersi serta keterkaitan (artikulasi) dan inferensi atau penyimpulan yang digunakan untuk mendukung suatu keyakinan.

Penalaran Induktif dalam Akuntasi

Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan (teori) terhadap gejala akuntansi tertentu. Pernyataan-pernyataan umum tersebut biasanya berasal dari hipotesis yang diajukan dan diuji dalam suatu penelitian empiris.

Stratagem
Stratagem adalah pendekatan atau cara-cara untuk mempengaruhi keyakinan orang dengan cara selain mengajukan argument yang valid atau masuk akal (reasonable argument).

Kecohan (Fallacy)
Keyakinan tidak selalu diperoleh melalui argument logis atau akal sehat. Apapun factor yeng menyebabkan, bila terdapat suatu asersi yang nyatanya membujuk dan dianut banyak orang padahal seharusnya tidak lantaran argument yang mengandung cacat (faulty), maka pasti terjadi kesalahan yang disebut kecohan atau salah nalar (fallacy). Perlu dibedakan kecohan lantaran taktik atau akal bulus ( yang oleh Nickerson tersebut dengan stratagem) dan kecohan lantaran salah logika atau nalar dalam argument (reasoning fallacy). Ciri yang membedakan keduanya adalah maksud atau niat (intention) untuk beragumen.


Persuasi Tak Langsung 
Persuasi taklangsung merupakan stratagem  untuk menyakinkan seseorang akan kebenaran suatu pernyataan bukan langsung melalui argument atau penalaran melainkan melalui cara-cara yang sama sekali tidak berkaitan dengan validitas argument.


Membidik Orangnya
Stratagem ini digunakan untuk melemahkan atau menjatuhkan suatu posisi atau pernyataan dengan cara menghubungkan pernyataan atau argument yang diajukan seseorang dengan pribadi orang tersebut.


Menyampingkan Masalah 
Stratagem ini dilakukan dengan cara mengajukan argument yang tidak bertumpu pada masalah pokok atau dengan cara mengalihkan masalah ke masalah yang lainyang tidak bertautan. Hal ini sering dilakukan orang jika dia (karena sesuatu hal) tidak bersedia menerima argument yang dia tahu lebih valid dari argument yang dipegangnya. Penyampingan masalah ini juga merupakan salah satu contoh salah nalar karena penyampingan dilakukan dengan memberi penjelasan yang tidak menjawab masalah.


Mispresentasi
Staragem ini digunakan biasanya untuk menyanggah atau menjatuhkan posisi lawan dengan cara memutarbalikkan atau menyembunyikan fakta baik secara halus maupun terang-terangan.


Imbauan Cacah
Stratagem ini biasanya digunakan untuk mendukung suatu posisi dengan menunjukkan bahwa banyak orang melakukan apa yang dikandung posisi tersebut.


Imbauan Autoritas
Stratagem ini mirip dengan imbauan cacah kecuali bahwa banyaknya orang atau popularitas diganti dengan autoritas. Stratagem ini dapat juga dianggap sebagai salah satu jenis argument ad hominem (membidik orangnya).


Imbauan Tradisi
Imbauan terhadap tradisi juga mempunyai justifikasi sehingga tradisi tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Akan tetapi, justifikasi tersebut dapat menjadi kecohan kalau tak dipaksakan secara membabi buta. Hal yang perlu dicatat dalam kaitannya dengan argument ini adalah bahwa maksud baik tradisi tidak merupakan alasan yang kuat untuk mempertahankannya atau untuk menolak mempertimbangkan bukti baru kalau memang terdapat bukti kuat baru bahwa maksud tersebut tidak lagi valid.


Dilema Semu
Dilema semu (false dilemma) adalah taktik seseorang untuk mengaburkan argument dengan cara menyajikan gagasannya dan satu alternative lain kemudian mengkarakterisasi alternative lain sangat jelek, merugikan, atau mengerikan sehingga tidak ada cara lain kecuali menerima apa yang diusulkan penggagas.


Imbauan Emosi
Daya bujuk argument sering dicapai dengan cara membaurkan emosi dengan nalar (disebut confusing emotion with reason atau motive in place of support). Pendeknya, daya nalar orang dimatikan dengan cara menggugah emosinya. Membidik orangnya (argument ad hominem) atau imbauan autoritas sebenarnya merupakan salah satu bentuk imbauan emosi.


Salah Nalar (Reasoning Fallacy)
Salah nalar merupakan suatu bentuk kesalahan penyimpulan lantaran penalarannya mengandung cacat sehingga simpulan tidak valid atau tidak dapat diterima. Demiian juga, salah nalar biasanya bukan kesengajaan (intentional) dan tidak dimaksudkan untuk mengecoh atau mengelabuhi (to deceive).


Menegaskan Konsekuen
Agar argument valid maka tia harus mengikuti kaidah menegaskan anteseden (affirming the antecedent atau modus ponens). Bila simpulan diambil dengan pola premis yang menegaskan konsekuen, akan terjadi salah nalar.


Menyangkal Anteseden
Suatu argument yang mengandung penyangkala akan valid apabila konklusi ditarik mengikuti kaidah menyangkal konsekuen (denying the consequent atau modus tollens). Bila simpulan diambil dengan struktur premis yang menyangkal anteseden, simpulan akan menjadi tidak valid.

Pentaksaan (Equivacation)
Salah nalar dapat terjadi apabila ungkapan dalam premis yang satu mempunyai makna yang berbeda dengan makna ungkapan yang sama dalam premis lainnya. Dapat juga, salah nalar terjadi karena konteks premis yang satu berbeda dengan konteks premis lainnya.


Perampatan-lebih (Overgeneralization)
Perampatan atau generalisasi itu sendiri bukan merupakan salah analar. Kemampuan merempatkan merupakan suatu kemampuan intelektual yang sangat penting dalam pengembangan ilmu. Masalahnya adalah bila derajat perampatan begitu ekstrem (atas dasar sample atau pengamatan terbatas) sehingga mengabaikan kemungkinan bahwa apa yang diamati merupakan peluar (outlier) atau pengecualian (exceptions to the rule).


Persialitas (Partiality)
Penalar kadang-kadang terkecoh karena dia menarik konklusi hanya atas dasar sebagian dari bukti yang tersedia yang kebetulan mendukung konklusi. Hal ini mirip dengan perampatan lebih dilantaran sample kecil atau ketakrepresentatifan bukti.


Pembuktian dengan Analogi
Analogi lebih merupakan suatu sarana untuk menyakinkan bahwa asersi konklusi mempunyai kebolehjadian (likelihood) unutk benar. Dengan kata lain, bila premis benar, konklusi atas dasar analogi belum tentu benar. Jadi, analogi dapat menghasilkan salah nalar.


Merancukan Urutan Kejadian dengan Penyebaban
Dalam percakapan sehari-hari atau diskusi, kesalahan yang sering dilakukan orang adalah merancukan urutan kejadian (temporal succession) dengan penyebab (caution). Salah nalar terjadi bila urutan kejadian disimpulkan sebagai penyebaban. Kesalahan ini sering disebut dalam bahasa Latin post hoc ergo propter hoc (setelah ini, maka karena ini).


Menarik Simpulan Pasangan
Salah nalar terjadi kalau orang menyimpulkan bahwa suatu konklusi salah lantaran argument tidak disajikan dengan menyakinkan (tidak konklusif) sehingga dai lalu menyimpulkan bahwa konklusi atau posisi pasanganlah yang benar.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review